BATUK dan pilek adalah penyakit saluran pernafasan yang paling sering menyerang bayi dan anak-anak. Penyakit ini bisa pula menyerang orang
dewasa tetapi berbeda karakteristiknya. Pada bayi dan anak, serangannya
cenderung lebih berat karena infeksi mencakup daerah sinus paranasal,
telinga tengah, dan nasofaring yang biasa disertai dengan demam tinggi.
Pada orang dewasa, infeksi batuk dan pilek hanya meliputi daerah yang
terbatas serta jarang menimbulkan demam tinggi.
Sesungguhnya, batuk merupakan suatu mekanisme tubuh untuk mengeluarkan
sesuatu yang mengganggu saluran nafas, seperti dahak, riak, ataupun
benda asing. Umumnya, penyebab batuk pilek adalah virus dan sangat
mudah menular. Pada anak-anak, penularannya lebih mudah karena di
sekolah, taman bermain, maupun tempat umum lain kemungkinan terjadi
kontak sangat besar. Masa penularannya beberapa jam sebelum gejala
timbul hingga 1-2 hari sesudah gejala hilang. Penyakit yang umumnya
mewabah pada pergantian musim ini sebenarnya akan sembuh sendiri dalam
5-6 hari (3-4 hari rentangnya) jika tidak ada invasi kuman lain dan
sangat tergantung pada daya tahan tubuh.
Dua Jenis
Ada dua jenis batuk pilek, yakni yang disertai demam dan tak disertai
demam. Batuk pilek tanpa demam biasa terjadi karena iritasi atau alergi
debu dan udara dingin. Jika si kecil memiliki alergi atas faktor-faktor
itu berarti harus dihindarkan dari pencetusnya (debu dan udara dingin).
Selain itu, bayi sebaiknya tidak diberi bedak tabur pada wajahnya. Bayi
tidak dapat menahan nafas ketika memakai bedak. Jadi, ketika ia
bernafas, bedak akan terhisap melalui hidungnya sehingga selanjutnya
akan memicu kemunculan batuk dan pileknya.
Jenis kedua, batuk yang disertai demam. Batuk jenis ini menandakan
adanya infeksi yang menyertai batuk pilek. Mungkin saja, penyakit
diawali dari batuk pilek biasa karena alergi yang kemudian diikuti
infeksi oleh bakteri atau virus lain yang menyebabkan jadi demam. Hal
ini akan memperparah gejala, memperpanjang masa sakit, dan memerlukan
pengobatan yang lebih intensif.
Batuk pilek tidak menular melalui air susu ibu (ASI), Jadi, walaupun
sang ibu sedang batuk pilek, menyusui harus tetap dijalankan. Hal
terpenting, hindari kontak muka ke muka atau kontak secara tak
langsung. Misalnya, ibu habis membersihkan hidung lalu memegang si
kecil sehingga akan tertular juga.
Sebenarnya batuk pilek bukan penyakit berbahaya, tetapi akibat
sampingannya yang sering membuat khawatir. Batuk dan pilek pada anak
sering menjadi berkepanjangan, khususnya pada kasus infeksi saluran
pernafasan dan pada anak yang hipersensitif. Pada kondisi itu, lendir
yang keluar biasanya lebih banyak dan lebih kental. Sayangnya, anak
belum memiliki refleks yang kuat untuk mengeluarkan dahak itu. Lendir
yang dihasilkan itu dapat mengganggu proses oksigenisasi dan menjadi
tempat berkembangnya kuman sehingga terjadilah infeksi.
Bisa Komplikasi
Batuk pilek yang berkepanjangan bisa menyebabkan komplikasi-komplikasi.
Antara lain menimbulkan infeksi telinga. Gejalanya, sakit pada telinga
dan panas yang tidak turun-turun selama 2-3 hari. Jika ini terjadi,
penderita harus segera dibawa ke dokter. Kalau tidak segera ditangani,
gendang telinga anak bisa meradang dan pecah. Dalam jangka panjang jika
radang itu tidak ditangani, diobati, dan dirawat secara baik, sistem
pendengaran akan rusak.
Komplikasi lainnya, sinusitis paranasal yang terjadi pada anak yang
sudah besar (pada bayi dan anak kecil sinus paranasal belum tumbuh).
Gejalanya, batuk pilek yang lebih parah, nyeri kepala bertambah, serta
rasa nyeri pada daerah sinus yang terinfeksi. Proses sinusitis sering
menjadi kronis dengan gejala cepat lelah dan sulit berkonsentrasi.
Kadang-kadang disertai sumbatan hidung, nyeri kepala hilang timbul,
serta bersin terus-menerus dan ingusan.
Penutupan tuba atau saluran eustachii juga merupakan salah satu
komplikasi batuk pilek. Saluran yang buntu menimbulkan gejala tuli dan
infeksi bisa menembus langsung ke daerah telinga tengah dan menyebabkan
otitis media akut. Gejala ini pada anak kecil dan bayi dapat disertai
suhu badan yang tinggi dan kadang-kadang menyebabkan kejang demam.
Penyebaran infeksi sekunder dari nasofaring ke arah bawah bisa
menyebabkan radang saluran nafas bagian bawah, misalnya laringitis,
trakeitis, bronkitis, dan bronkopneumonia. Di samping itu, dapat pula
terjadi komplikasi yang lebih berat seperti meningitis purulenta.
Beberapa Langkah
Berikut ini ada beberapa langkah yang dapat dilakukan bila anak mengalami batuk, pilek, disertai demam ataupun tidak.
1. Lacak semaksimal mungkin penyebabnya mulai dari lingkungan, alergi,
debu, polusi asap rokok dan lainnya. Temukan segera, lalu hindarkan
anak darinya. Jalankan segera pola hidup sehat.
2. Jika batuk pilek tanpa demam -- hidung tak terlalu mampat, batuk tak
terlampau berat, dan tidak mengganggu kegiatan sehari-hari, atasi
dengan obat yang banyak dijual di pasaran. Namun, obat jangan diberikan
secara terus-menerus dan awasi dengan ketat. Jika dalam 2-3 hari tidak
mengalami perbaikan, sebaiknya penderita dibawa ke dokter atau tempat
pelayanan kesehatan.
3. Jangan gunakan obat yang beredar di pasaran dengan sembarangan.
Seringkali obat-obat di pasaran mengandung zat-zat kimia yang
sesungguhnya tidak diperlukan penderita. Jika meragukan, tanyakan
dokter.
4. Pada bayi atau anak yang masih menyusui tetapi menderita batuk
pilek, diperlukan penanganan ekstra. Bayi atau anak jika diberi susu,
mulutnya akan menutup sehingga menjadi susah bernafas. Minum susunya
pun lebih lama sehingga takaran yang dikonsumsi berkurang dari
biasanya. Untuk itu, bersihkan hidung si kecil. Bila lendirnya tidak
terlalu kental, sedotan hidung atau nasal aspirator bisa digunakan.
Dokter biasanya memberikan cairan yang bisa mengencerkan lendir. Jika
lendir sudah encer, akan tertelan melalui mulut dan dibuang melalui
kotoran. Selain itu, si kecil harus mengkonsumsi banyak cairan karena
bisa mengencerkan lendir. Tentu itu sangat membantu karena lendir yang
kental akan membuat batuknya menjadi berat.
5. Ada pula terapi dada sebagai salah satu cara untuk membantu proses
penyembuhan. Pertama, lakukan proses pemanasan, dada dan punggung anak
dipanasi selama 8-10 menit, untuk merelaksasikan otot-otot pernafasan
dan memperbaiki sirkulasi darah. Setelah itu, lakukan proses inhalasi,
anak diminta untuk bernafas seperti biasa sambil menghisap obat yang
akan melonggarkan nafas dan mengencerkan lendirnya. Terakhir,
tepuk-tepuk dan getarkan dada atau punggung untuk membawa lendir ke
saluran besar pernafasan, sehingga anak secara otomatis akan
batuk-batuk dan lendir pun akan keluar.
6. Jaga seluruh anggota keluarga supaya terhindari dari penyakit dengan
cara meningkatkan imunitas tubuh. Berikan makanan yang bergizi cukup,
terutama yang mengandung vitamin dan mineral semisal buah-buahan atau
jus, serta berikan minum yang banyak, terutama ASI bagi bayi. Usahakan
selalu menjaga kebersihan dan menghindari kontak dari penderita dan
barang-barang yang kemungkinan terkontaminasi virus.
Waspadai Batuk dan Pilek pada Anak
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment