Jadikan Hidupmu hari ini lebih bermakna dari hari kemarin, dua hari kemarin, atau bahkan 100 hari kemarin, karna hari inilah hidupmu,dan kemarin adalah kenanganmu.......
RSS

Anatomi dan morfologi organ utama tanaman


Tanaman berbiji mendominasi lansekap modern. Merek termasuk tidak hanya pohon – pohon yang menghasilkan cone (gymnosperma) seperti cycads, pines, cedars dan spruces, tapi juga tanaman yang menghasilkan buah, tanaman berbunga (angiosperma).

Tanaman berbunga dibagi menjadi Dikotil dan Monokotil. Masing – masing biji berisi embrio yang setidaknya memiliki 1 daun khusus, atau kotiledon, termodifikasi untuk penyimpanan makanan atau absorbsi. Jumlah daun biji merupakan sifat yang digunakan untuk membedakan 1 tanaman dengan yang lainnya, tapi karena ini ada dalam benih dan tidak mudah diihat langsung, karakteristik lain juga digunakan untuk membedakan antar tanaman.
  1. Dikotil dicirikan oleh adanya 2 kotiledon pada embrio, bagian bunga kebanyakan 4 atau 5, berkambium, berkas pengangkut membentuk melingkar dengan pit pusat, berbentuk herbaceous atau woody (berkayu), dan daun kebanyakan bertulangdaun menjari. Dikotil merupakan grup yang lebih besar dari Monokotil. Contoh umum, sebagian besar pohon dan semak, seperti eucalyptus, anyelir, kentang.
  2. Monokotil dicirikan oleh adanya 1 kotiledon pada embrio, bagian bunga kebanyakan 3, tanpa cambium, berkas pengangkut tersebar pada batang (pada pith atau jaringan dasar). Hampir semua bentuk semak dengan daun bertulang parallel. Contoh umum adalah jagung, bamboo, tebu, lili, anggrek dan palem.
3.1. Akar
Pada kebanyakan tanaman berpembuluh, akar menjadi bagian sporofit yang terletak di bawah tanah dan terutama terlibat dalam penyerapan air dan mineral, serta membuat tanaman dapat berdiri tegak. Dua fungsi lainnya adalah sebagai tempat penyimpanan dan penghubung. Kebanyakan akar berfungsi sebagai penyimpan, seperti pada wortel, bit gula dan ketela rambat.
3.1.1. Organisasi ujung akar
Meristem apikal akar sangat mirip dengan meristem apical pucuk, memiliki 3 daerah meristem, protoderm (berkembang menjadi epidermis), prokambium (berkembang menjadi stele) dan meristem dasar (yang membentuk korteks); juga, meristem apikal akar membentuk sel – sel di depan posisinya yang membuat tudung akar dan bertugas untuk melindungi meristem apikal akra pada saat akar menembus tanah. Sistem perakaran tidak memiliki kutikula.
Sel – sel protoderma memanjang dan memiliki vakuola dan, sedikit jauh dari ujung akar, banyak yang tumbuh menonjol membentuk RAMBUT AKAR. Rambut akar ini berkembang dengan cepat dan menembus partikel tanah. Dinding selnya yang tipis menyerap air (dan ion – ion mineral) secara bebas. Zona rambut akar disebut juga lapisan piliferous akar, meningkatkan permukaan penyerapan akar secara luar biasa. Diperkirakan tanaman rye yang tumbuh cepat akan membentuk 5 km akar baru dan 100 km rambut akar per hari. Masa hidup rambut akar sangat pendek. Pada akar yang lebih tua, penyerapan erakhir dan permukaan membentuk kitin (cutinized).
Akar lateral berasal dari sekelompok sel – sel (perisikel) di dalam akar dan berlawanan dengan ujung protoxylem. Massa sel – sel kecil berbentuk kerucut terbentuk dan tumbuh di sebelah kanan axis akar utama, setelah beberapa waktu, menembus epidermis. Anatomi dan organisasinya sama persis dengan akar utama.
3.1.2 Anatomi akar (Gambar hal 11)
Penampang melintang akar, dilihat di bawah mikroskop, memperlihatkan fitur – fitur berikut:
  1. Epidermis atau lapisan piliferous dengan akar rambut
  2. Akar rambut dihasilkan pada daerah muda akar di belakang ujung akar, dan pada akar tua mungkin mengkerut atau menghilang.
  3. Korteks
  4. Daerah yang lebar, homogen, terdiri dari sel – sel parenkim berdinding tipis, dengan ruang antar sel yang besar. Sel – selnya seringkali berisis butiran pati, terutama pada bagian akar yang lebih tua.
  5. Endodermis
  6. Bagian terdalam dari korteks dan biasanya merupakan lapisan yang khas, selebar 1 sel, dan dapat dibedakan karena menyerupai pita dengan penebalan dinding, disebut pita kaspari.
  7. Stele, terdiri dari:
(i) Perisikel : lapisan sel – sel berdinding tipis, berada persis disebelah dalam endodermis. Akar lateral muncul dari perisikel, pada poin yang berlawanan dengan protoxylem
(ii) Xylem : terdiri dari baigan dengan dinding tebal, berlignin, dengan susunan radial 3, 4, 5, atau 7 pada akar dikotil, dan mencapai 30 kelompk pada akar monokotil.
(iii) Floem : terdiri dari banyak kelompok seperti xylem, terletak diantara kelompok protoxylem.
3.2. Batang (Gambar hal 13)
Batang berfungsi terutamanya untuk mendukung daun sehingga daun selalu terekspos ke sinar matahari. Bunga dan buah juga tumbuh pada batang dan cabang – cabangnya. Batang bertugas membawa air dan larutan mineral ke atas dan mengantarkan hasil fotosintesis pada daun ke arah bawah. Banyak batang termodifikasi sebagai tempat penyimpanan makanan, ada juga yang berfungsi sebagai organ berfotosintesis, lainnya merupakan alat perbanyakan vegetative (reproduksi aseksual).
3.2.1. Organisasi ujung batang (Gambar hal 14).
Dua region pada meristem apikal
  1. Daerah luar 1- 4 lapis dimana divisi sel terjadi secara anti-klinal, yaitu vertical terhadap permukaan; mengakibatkan peningkatan luas permukaan dan sedikit penambahan kedalaman; daerah ini disebut TUNICA
  2. Dibawah tunika, sel membelah ke seluruh arah, meningkatkan volume jaringan; daerah ini disebut CORPUS.
Jika sel – sel baik tunika maupun korpus membelah dengan kecepatan yang sama, akan menghasilkan lapisan permukaan yang lebih luas dan lapisan superficial akan terbentuk. Pengaturan pertama untuk ini adalah divisi periklinal (misalnya parallel terhadap permukaan) pada lapisan kedua tunika, lalu pembelahan akan terjadi lagi dan membentuk tonjolan yang khas pada jaringan. Ini adalah primordial daun, membelah cepat dan membentuk organ kecil berwarna hijau. Dengan penumbuhan ujung batang, lapisan baru terbentuk pada apex, dan primordial daun baru terbentuk. Proses inilah yang membuat filotaksis pada tunas, susunan khas pada batang yang merupakan karakteristik individu pada spesies.
Meristem apikal dapat dibedakan menjadi 3 daerah meristematik.
  1. Protoderm, yang nantinya membentuk epidermis, lapisan terluar sel – sel tunas
  2. Prokambium, membentuk berkas pengangkut
  3. Meristem dasar, membentuk korteks dan pith.
Sangat kecilnya meristem apikal membuatnya sangat sulit untuk diambil dan dikulturkan, biasanya disebut MERISTEM CULTURE sebenarnya merupakan SHOOT TIP CULTURE atau kultur ujung tunas, dimana eksplan terdiri dari meristem apikal dengan 1 atau 2 primordia daun dengan tunas aksiler.
3.2.2 Anatomi batang
Jika batang dipotong melintang beberapa cm dari ujung tunas dan dilihat di bawah mikroskop, jaringan berikut akan tampak (gambar hal 14):
  1. Epidermis : lapisan tunggal, terluar, dari sel parenkim dengan dinding luar diselimuti kutin, kadang – kadang memiliki rambut dengan banyak sel atau satu sel pada interval.
  2. Korteks : terdiri dari sel besar berdinding tipis (parenkim) dengan banyak ruang antar sel, dan mungkin memiliki pita skelerenkim di bagian luar.
  3. Stele : silinder pusat, terdiri dari:
a) Cincin berkas pengangkut
b) Pith (medulla) menempati tengah batang dan terdiri dari sel – sel parenkim besar berdinding tipis.
Setiap berkas pengangkut terdiri dari xylem dan floem, dan pada batang dikotil, memiliki zona cambium, yaitu daerah meristematik yang terdiri dari 2 – 4 lapisan sel –sel kecil, berdinding tipis yang ada diantara xylem dan floem. Kambium (satu lapis) membentuk sel – sel baru yang akan pada saat dewasa menjadi xylem dan floem (Gambar hal 15).
Batang monokotil berbeda dengan dikotil dimana berkas pengangkut umumnya tersebat pada batang dan tidak memiliki kambium (gambar hal 16). Inilah sebabnya kenapa monokotil tidak dapat diperbanyak dengan tunas atau sambungan. Penebalan sekunder pada batang dikotil biasanya tidak terjadi pada batang monokotil dan tidak akan pernah menghasilkan silinder berkayu yang besar yang sangat khas pada dikotil.
3.3. Anatomi daun
3.3.1. Daun Dorsiventral (gambar hal 17).
Daun pada banyak dikotil (dan sebagian monokotil) bersifat dorsiventral, yaitu memiliki permukaan atas (adaxial) dan bawah (abaxial) yang berbeda secara morphologis.
  1. Epidermis atas terdiri dari satu lapis sel, berbentuk persegi, dinding terluarnya ditutupi oleh kutikula, dan tidak mengandung kloroplas. Beberapa stomata, jika ada, dapat ditemui pada epidermis atas.
  2. Mesofil Palisade. Terletak persis di bawah epidermis atas dan terdiri dari satu atau lebih lapisan yang agak sempit, sel – sel berdinding tipis yang sangat berdekatan, sel – sel persegi memanjang ke arah epidermis. Masing – masing sel terdiri dari banyak kloroplas. Ada system yang telah terbentuk dari ruang antar sel melalui jaringan ini.
  3. Mesofil bunga karang (spongy mesophyll). Terdiri dari sel berdinding tipis, longgar, bentuk tidak teratur, dimana banyak ruang antar sel. Kloroplas ada di sel – sel ini, tapi dalam jumlah yang lebih sedikit dibandingkan dengan sel palisade.
  4. Epidermis bawah, serupa dalam struktur permukaan atas, tapi memiliki banyak stomata. Tiap pori stomata terbuka ke arah ruang antar sel besar yang disebut ruang substomata atau cavity.
  5. Sistem vaskular. Potongan ke arah daerah midrib menunjukkan bentuk xylem seperti bulan sabit ke arah permukaan atas daun dan floem ke arah permukaan bawah. Di atas dan di bawah benang vaskuler,m di sebelah epidermis atas dan bawah, jaringan mesofil digantikan oleh sel – sel kolenkim yang meningkatkan kekuatan mekanis daun.
3.3.2 Daun isobilateral (gambar hal 18)
Daun isobilateral secara morfologi sama di kedua sisinya, meskipun masih ada permukaan abaxial dan adaxial, yang dapat dibedakan dari T.S (penanpang melintang) dengan melihat posisi xylem dan floem pada berkas pengangkutnya. Daun tipe ini biasanya berorientasi sehingga cahaya masuk merata pada kedua permukaan. Daun pada monokotil umumnya isobilateral.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Post a Comment