Jadikan Hidupmu hari ini lebih bermakna dari hari kemarin, dua hari kemarin, atau bahkan 100 hari kemarin, karna hari inilah hidupmu,dan kemarin adalah kenanganmu.......
RSS

Kloning

Kloning telah mengalami kemajuan pesat selama 15 tahun terakhir yang dimulai dari domba yang dinamakan Dolly hingga seekor kuda bernama Prometea.
Hewan Kloning

Dolly, Kloning Domba Pertama - Foto: Wikimedia
Sekalipun demikian, masalah etika serta akibat yang ditimbulkan dari hal itu menjadi bahan perdebatan sengit. Berikut ini merupakan 5 hewan hasil kloning yang dianggap menyebabkan kontroversi menurut Nick Collins seorang jurnalis Telegraph.

Domba Bernama Dolly
Kehadiran Dolly merupakan peristiwa penting dalam teknologi genetika yang menunjukkan bahwa para ilmuwan bisa membalikkan waktu selular dengan mengkonversi sel domba dewasa menjadi embrio yang kemudian tumbuh menjadi domba baru.

Kelahirannya menyulut perdebatan sengit tentang etika dan akibat kloning. Seorang penulis mengklaim bahwa Dolly “menatap anda dengan kedua mata merahnya yang penuh kebencian”.

Sanggahan etika yang menentang kloning hewan diperkuat ketika domba tersebut dikritik pada tahun 2003 setelah mengidap penyakit paru-paru. Hewan tersebut ditimpa dengan masalah-masalah kesehatan juga menderita karena artritis prematur.

Tikus Bernama Cumulina
http://news.bbc.co.uk/nol/shared/spl/hi/pop_ups/07/sci_nat_cloning_hall_of_fame/img/2.jpg
Cumulina merupakan yang pertama dari 50an tikus identik sepanjang tiga generasi yang dibuat di Universitas Hawai pada tahun 1998.

Hewan kloning tersebut dinamakan Cumulina karena dia dibuat dari DNA sel-sel kumulus yang mengelilingi telur yang sedang berkembang pada indung telur tikus betina.

Cumulina merupakan hewan pertama yang dikloning dari sel-sel dewasa yang bertahan hingga masa dewasa dan menghasilkan dua seperindukan sehat.

Gaur (Bos Gaurus) Bernama Noah
http://www.businesspundit.com/wp-content/uploads/2009/02/noah.jpg
Noah hewan gaur (spesies dari Asia Tenggara yang mirip bison), merepresentasikan percobaan pertama yang dilakukan oleh para ilmuwan untuk mengkloning hewan yang terancam punah.

Para ilmuwan di Amerika berharap bisa mengambil langkah besar dalam upaya melindungi spesies yang terancam punah dengan melahirkan kloningan gaur di sebuah peternakan di Iowa. Namun Noah mati sesaat setelah lahir pada tahun 2001.

Kucing Bernama CC
http://www.catnews.org/images/cat220.JPG
CC atau Carbon Copy yang lahir pada tahun 2001 merupakan hewan peliharaan pertama yang dikloning.
Para ilmuwan berharap bahwa menciptakan carbon copy kucing bisa menawarkan jutaan pemilik piaraan kesempatan untuk membangkitkan hewan peliharan kesayangan keluarga.

Namun walaupun Rainbow yang merupakan kucing orisinil bertubuh gemuk dan memiliki warna putih dengan bintik-bintik coklat, coklat muda dan keemasan, CC bertubuh ramping dengan warna putih dan belang abu-abu. Lebih lagi, kedua kucing tersebut memiliki sifat berbeda, Rainbow pendiam tapi CC suka bermain.

Sapi Bernama Vandyk-K Integ Paradise 2
http://www.tastum-holsteins.com/images/Rosedale%20A%20Present%20Of%20Paradise.jpg
Hewan ini merupakan salah satu dari tiga yang dikembangkan dari sel-sel yang diambil dari sapi yang memenangkan berbagai perlombaan bernama Vandyk K Integ Paradise di Amerika. Embrio-embrio yang dibekukan dari kloning tersebut ditanamkan pada induk-induk pengganti di Inggris.
READ MORE - Kloning

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Helm Kotor Penyebab Jerawat dan Kutu

Ada banyak hal yang harus diperhatikan oleh para pengendara sepeda motor. Tak hanya kenyamanan berkendara, namun juga kebersihan helm. Menurut dokter spesialis kulit dan kelamin, dr. Laksmi Duarsa, Sp.K.K., helm yang tak pernah dibersihkan membuat debu-debu maupun bekas keringat menumpuk. Ini berbahaya bagi kesehatan kulit si pemakai. Debu atau keringat, bisa menjadi salah satu penyebab terjadinya jerawat terutama di sekitar dahi sebagai tempat paling banyak mengeluarkan keringat dan bersentuhan dengan helm. “Helm yang kotor ditambah kulit berkeringat dapat memicu terjadinya sumbatan pada kelenjar folikel rambut dan pori-pori kulit, ini yang menjadi penyebab munculnya jerawat,” jelasnya. Tak hanya masalah kulit wajah, ternyata menurut dr. Laksmi, helm yang kotor juga bisa menyebabkan ketombe di daerah kulit kepala. Ini terjadi lantaran adanya peningkatan produksi kelenjar minyak akibat meningkatnya aktivitas kelenjar di kulit di samping adanya mikroorganisme pytiriasis Ovale. Selain pemakaian helm kotor, hal itu juga dipengaruhi stres, kulit berminyak, jarang cuci rambut.

Laksmi menganjurkan agar tak sembarangan mengenakan helm. “Sebaiknya, kenakan helm milik sendiri. Jangan suka berganti-ganti helm. Karena helm juga menjadi salah satu mediasi penyebaran kutu. Apalagi helm kotor ditambah rambut jarang dibersihkan. Akan memicu kutu berkembangbiak dengan baik,” katanya.


Bau tak sedap sering muncul jika seseorang mengenakan helm kotor karena adanya penumpukan keringat yang bercampur dengan debu. Bau tak sedap bisa mengurangi rasa percaya diri si pemakai.
Untuk menghindari hal-hal di atas, dr. Laksmi menganjurkan agar kebersihan helm senantiasa diperhatikan, salah satunya dengan mencucinya. “Kini sudah banyak jasa pencucian helm. Satu jam sudah langsung kering. Tentu saja ini memberikan kemudahan bagi pemilik helm yang sibuk,” katanya. Namun, yang perlu diperhatikan, penggunaan sabun dan pengharum helm harus disesuaikan dengan kondisi si pemilik helm. “Terkadang ada yang alergi dengan wangi-wangian tertentu atau sabun tertentu. Sehingga bisa memicu gatal-gatal atau yang lainnya,” katanya. Bila ada alergi, dr. Laksmi menganjurkan agar segera menghubungi tenaga medis.

Ada beberapa tips yang ditawarkan dr. LAksmi Duarsa seputar penggunaan helm yang sehat. “Gunakan helm bila diperlukan dan segera lepaskan jika tiba di tempat tujuan. Bersihkan helm bila sudah terlihat kotor dan berdebu, pilih tempat cuci helm yang menggunakan bahan yang cocok dengan kondisi kulit kita,”
READ MORE - Helm Kotor Penyebab Jerawat dan Kutu

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Konstipasi

Konstipasi yang di masyarakat dikenal dengan sembelit sebenarnya bukan merupakan
konstipasi
konstipasi
suatu penyakit, melainkan suatu keluhan yang muncul akibat kelainan fungsi dari kolon dan anorektal. Konstipasi adalah persepsi gangguan buang air besar berupa berkurangnya frekuensi buang air besar, kesulitan keluarnya feses, harus mengejan, jumlah feses yang kurang, konsistensinya keras dan kering, terdapat rasa sakit, sensasi buang air besar tidak puas, defekasi kurang dari tiga kali dalam seminggu

PATOFISIOLOGI

Kebiasaan buang air besar yang normal frekuensinya adalah 3 kali sehari sampai 3 hari sekali. Seseorang dikatakan mengalami konstipasi bila buang air besarnya kurang dari 3 kali perminggu atau lebih dari 3 hari tidak buang air besar atau dalam buang air besar harus mengejan secara berlebihan.
Kolon mempunyai fungsi menerima bahan buangan dari ileum, kemudian mencampur, melakukan fermentasi, dan memilah karbohidrat yang tidak diserap, serta memadatkannya menjadi tinja. Fungsi ini dilaksanakan dengan berbagai mekanisme gerakan yang sangat kompleks. Pada keadaan normal secara teratur kolon harus dikosongkan sekali dalam 24 jam. Diduga pergerakan tinja dari bagian proksimal kolon sampai ke daerah rektosigmoid terjadi beberapa kali sehari, lewat gelombang khusus yang mempunyai amplitudo tinggi dan tekanan yang berlangsung lama. Gerakan ini diduga dikontrol oleh pusat yang berada di batang otak, dan telah dilatih sejak masa anak-anak.
Proses sekresi di saluran cerna mungkin dapat mengalami gangguan, yaitu kesulitan atau hambatan pasase bolus di kolon atau rektum, sehingga timbul kesulitan defekasi. Gangguan pasase bolus dapat diakibatkan oleh suatu penyakit atau karena kelainan psikoneurosis. Yang termasuk gangguan pasase bolus oleh suatu penyakit yaitu disebabkan oleh mikroorganisme (bakteri, parasit, virus), kelainan organ, misalnya tumor baik jinak maupun ganas, pasca bedah di salah satu bagian saluran cerna ( gastrektomi, kolesistektomi).
Untuk mengetahui bagaimana terjadinya konstipasi, perlu diingat kembali bagaimana mekanisme kerja kolon. Begitu makanan masuk ke dalam kolon, kolon akan menyerap air dan membentuk bahan buangan sisa makanan, atau tinja. Kontraksi otot kolon akan mendorong tinja ini ke arah rektum. Begitu mencapai rektum, tinja akan berbentuk padat karena sebagian besar airnya telah diserap. Tinja yang keras dan kering pada konstipasi terjadi akibat kolon menyerap terlalu banyak air. Hal ini terjadi karena kontraksi otot kolon terlalu perlahan-lahan, sehingga menyebabkan tinja bergerak ke arah kolon terlalu lama.
Konstipasi umumnya terjadi karena kelainan pada transit dalam kolon atau pada fungsi anorektal sebagai akibat dari gangguan motilitas primer, penggunaan obat-obat tertentu atau berkaitan dengan sejumlah besar penyakit sistemik yang mempengaruhi traktus gastrointestinal.
Konstipasi dapat timbul dari adanya defek pengisian maupun pengosongan rektum. Pengisian rektum yang tidak sempurna terjadi bila peristaltik kolon tidak efektif (misalnya, pada kasus hipotiroidisme atau pemakaian opium, dan bila ada obstruksi usus besar yang disebabkan oleh kelainan struktur atau karena penyakit hirschprung). Statis tinja di kolon menyebabkan proses pengeringan tinja yang berlebihan dan kegagalan untuk memulai reflek dari rektum yang normalnya akan memicu evakuasi. Pengosongan rektum melalui evakuasi spontan tergantung pada reflek defekasi yang dicetuskan oleh reseptor tekanan pada otot-otot rektum, serabut-serabut aferen dan eferen dari tulang belakang bagian sakrum atau otot-otot perut dan dasar panggul. Kelainan pada relaksasi sfingter ani juga bisa menyebabkan retensi tinja.
Konstipasi cenderung menetap dengan sendirinya, apapun penyebabnya. Tinja yang besar dan keras di dalam rektum menjadi sulit dan bahkan sakit bila dikeluarkan, jadi lebih sering terjadi retensi. Distensi rektum dan kolon mengurangi sensitifitas refleks defekasi dan efektivitas peristaltik. Akhirnya, cairan dari kolon proksimal dapat merembes disekitar tinja yang keras dan keluar dari rektum tanpa terasa. Gerakan usus yang tidak disengaja (encopresis) mungkin keliru dengan diare.

PENYEBAB KONSTIPASI :

1. Kebiasaan buang air besar (BAB) yang tidak teratur
Salah satu penyebab yang paling sering menyebabkan konstipasi adalah kebiasaan BAB yang tidak teratur. Refleks defekasi yang normal dihambat atau diabaikan, refleks-refleks ini terkondisi untuk menjadi semakin melemah. Ketika kebiasaan diabaikan, keinginan untuk defekasi habis.
Anak pada masa bermain bisa mengabaikan refleks-refleks ini sedangkan pada orang dewasa mengabaikannya karena tekanan waktu dan pekerjaan.
Klien yang dirawat inap bisa menekan keinginan buang air besar karena malu menggunakan pispot atau karena proses defekasi yang sangat tidak nyaman. Perubahan rutinitas dan diet juga dapat berperan dalam konstipasi. Jalan terbaik untuk menghindari konstipasi adalah membiasakan BAB yang teratur.
2. Ketidaksesuaian diet
Makanan lunak dan rendah serat yang berkurang pada feses sehingga menghasilkan produk sisa yang tidak cukup untuk merangsang refleks pada proses defekasi. Makan rendah serat seperti; beras, telur dan daging segar bergerak lebih lambat di saluran cerna. Meningkatnya asupan cairan dengan makanan seperti itu meningkatkan pergerakan makanan tersebut.
3. Peningkatan stres psikologi
Emosi yang kuat diperkirakan menyebabkan konstipasi dengan menghambat gerak peristaltik usus melalui kerja dari epinefrin dan sistem syaraf simpatis. Stres juga dapat menyebabkan usus spastik (spastik/konstipasi hipertonik atau iritasi colon ). Yang berhubungan dengan konstipasi tipe ini adalah kram pada abdominal, meningkatnya jumlah mukus dan periode bertukar-tukarnya antara diare dan konstipasi.
4. Latihan yang tidak cukup
Pada klien yang pada waktu yang lama otot secara umum melemah, termasuk otot abdomen, diafragma, dasar pelvik, yang digunakan pada proses defekasi. Secara tidak langsung kurangnya latihan dihubungkan dengan kurangnya nafsu
makan dan kemungkinan kurangnya jumlah serat, yang penting untuk merangsang refleks pada proses defekasi.
5. Penggunaan laxative yang berlebihan
Laxative sering digunakan untuk menghilangkan ketidakteraturan buang air besar. Penggunaan laxative yang berlebihan mempunyai efek yang sama dengan mengabaikan keinginan BAB – refleks pada proses defekasi yang alami dihambat. Kebiasaan pengguna laxative bahkan memerlukan dosis yang lebih besar dan kuat, sejak mereka mengalami efek yang semakin berkurang dengan penggunaan yang terus-menerus (toleransi obat).
6. Obat-obatan
Banya obat menyebabkan efek samping konstipasi. Beberapa di antaranya seperti ; morfiin, codein, sama halnya dengan obat-obatan adrenergik dan antikolinergik, melambatkan pergerakan dari colon melalui kerja mereka pada sistem syaraf pusat. Kemudian, menyebabkan konstipasi yang lainnya seperti: zat besi, mempunyai efek menciutkan dan kerja yang lebih secara lokal pada mukosa usus untuk menyebabkan konstipasi. Zat besi juga mempunyai efek mengiritasi dan dapat menyebabkan diare pada sebagian orang.
7. Umur
Otot semakin melemah dan melemahnya tonus spinkter yang terjadi pada orang tua turut berperan menyebabkan konstipasi.
8. Proses penyakit
Beberapa penyakit pada usus dapat menyebabkan konstipasi, beberapa di antaranya obstruksi usus, nyeri ketika defekasi berhubungan dengan hemorhoid, yang membuat orang menghindari defekasi; paralisis, yang menghambat kemampuan klien untuk buang air besar; terjadinya peradangan pelvik yang menghasilkan paralisis atau atoni pada usus.
Konstipasi bisa jadi beresiko pada klien, regangan ketika BAB dapat menyebabkan stres pada abdomen atau luka pada perineum (post operasi). Ruptur merusak mereka jika tekanan cukup besar. Ditambah lagi peregangan sering bersamaan dengan tertahannya napas. Gerakan ini dapat menciptakan masalah yagn serius pada orang dengan sakit jantung, trauma otak, atau penyakit pada pernapasan. Tertahannya napas meningkatkan tekanan intratorakal dan intrakranial. Pada beberapa tingkatan, tingkatan ini dapat dikurangi jika seseorang mengeluarkan napas melalui mulut ketika regangan terjadi. Bagaimanapun, menghindari regangan merupakan pencegahan yang terbaik.

AKIBAT KONSTIPASI

Sebagaimana diketahui, fungsi kolon di antaranya melakukan absorpsi cairan elektrolit, zat-zat organik misalnya glukose dan air, hal ini berjalan terus sampai di kolon descendens. Pada seseorang yang mengalami konstipasi, sebagai akibat dari absorpsi cairan yang terus berlangsung, maka tinja akan menjadi lebih padat dan mengeras. Tinja yang keras dan padat menyebabkan makin susahnya defekasi, sehingga dapat menimbulkan haemorrhoid.
Sisa-sisa protein di dalam makanan biasanya dipecahkan di dalam kolon dalam bentuk indol, skatol, fenol, kresol dan hydrogen sulfide. Sehingga akan memberikan bau yang khas pada tinja. Pada konstipasi juga akan terjadi absorpsi zat-zat tersebut terutama indol dan skatol, sehingga akan terjadi intestinal toksemia. Bila terjadi intestinal toksemia maka berbahaya pada penderita dengan sirosis hepatis . Pada kolon stasis dan adanya pemecahan urea oleh bakteri mungkin akan mempercepat timbulnya “ hepatik encepalopati” pada penderita sirosis hepatis.
READ MORE - Konstipasi

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Heterochromia Iridium, Beda Warna Bola Mata

Warna mata ditentukan oleh jumlah melanin, suatu pigmen coklat gelap, yang terdapat dalam bagian mata yang disebut “iris”. Mata berwarna biru adalah disebabkan oleh sedikitnya jumlah melanin, sementara mata berwarna coklat menunjukkan iris dengan kandungan melanin yang banyak.
Orang-orang dengan warna rambut dan kulit yang lebih gelap memiliki lebih banyak melanin sehingga mereka memiliki mata berwarna coklat, sementara orang dengan warna rambut dan kulit yang lebih pucat memiliki jumlah melanin yang lebih sedikit sehingga biasanya memiliki warna mata yang lebih terang.
Saat seorang individu memiliki jumlah melanin yang berbeda pada setiap iris di mata mereka, maka mata mereka pun akan memiliki warna yang berbeda. Hal ini disebut sebagai Heterochromia Iridium.
Heterochromia Iridium ini secara relatif termasuk jarang untuk manusia, tetapi termasuk umum pada beberapa binatang seperti kuda, kucing, dan beberapa spesies anjing.
Heterochromia Iridium diduga sebagai akibat dari perubahan pada satu dari beberapa gen yang mengatur warna mata.
Heterochromia Iridium ini juga bisa merupakan keturunan, walaupun trauma dan beberapa jenis pengobatan dapat juga mengakibatkan peningkatan maupun penurunan pigmentasi pada salah satu iris.
Beberapa jenis sindrom medis, misalnya Waardenburg Syndrome, juga dapat mengakibatkan seseorang untuk memiliki dua warna mata yang berbeda.
READ MORE - Heterochromia Iridium, Beda Warna Bola Mata

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Alat Penggenggam Pada Makhluk Hidup


Kemudian coba perhatikan hikmah di balik penciptaan alat pencengkram pada makhluh hidup, baik manusia maupun hewan. Disebabkan manusia diciptakan untuk membuat barang-barang, seperti membuat bangunan, menjahit, menulis dan lainnya maka dibuatkanlah untuk mereka telapak tangan yang bulat dan pipih serta dilengkapi jari jemari agar dapat memegang, menggenggam, melipat, mengumpulkan dan melebarkannya, membuka dan menutupnya. Demikian pula halnya dengan hewan ternak, karena mereka tidak diciptakan untuk membuat barang-barang seperti itu maka mereka tidak dilengkapi dengan telapak tangan dan jari jemari seperti manusia. Bahkan karena sebagian hewan itu ditakdirkan mencari makan dengan berburu, misalnya binatang buas, maka dibuatkanlah telapak yang halus dan kokoh serta memiliki kuku dan cakar yang bisa dipakai untuk melumpuhkan buruannya namun tidak bisa dipakai untuk membuat barang-barang.
Alat tersebut hanya disediakan bagi hewan-hewan pemakan daging (karnivora) adapun hewan-hewan pemakan tumbuhan (herbivora) yang tidak diciptakan untuk berburu dan tidak pula untuk membuat barang-barang, maka telapaknya dibuat tebal hingga dapat menahan kerasnya tanah saat hewan-hewan itu berjalan mencari rerumputan atau tanaman. Dan sebagian hewan herbivora itu telapak kakinya dibuat seperti alat penggali, lebar dan dalam seperti bagian yang lekuk pada tapak kaki. Fungsinya agar kokoh menghujam ke tanah dan dapat digunakan untuk dikendarai dan diberi beban. Hewan-hewan ini tidak dilengkapi dengan cakar dan taring sebab mereka tidak membutuhkannya untuk mencari makan.
Kemudian coba perhatikan hikmah diciptakannya gigi yang tajam, taring yang kokoh, rahang yang kuat dan mulut yang lebar bagi para hewan pemakan daging tersebut. Hewan-hewan itu dilengkapi dengan senjata dan alat-alat yang dapat digunakannya untuk berburu dan makan. Oleh sebab itu engkau dapat lihat burung-burung buas memiliki paruh yang tajam dan cakar-cakar seperti pengait. Maka dari itu itulah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengharamkan setiap hewan buas yang memiliki cakar dan burung-burung yang memiliki cakar, karena akan kemudharatannya, kebuasan dan kejahatannya yang dapat menular kepada orang yang memakannya. Sekiranya manusia memakannya niscaya sifat-sifat binatang buas, kebuasan dan kejahatannxa akan menular kepadanya. Maka Rasulullah pun mengharamkan umat ini memakannya, Maha Such Allah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui, Yang Maha Lembut lagi Maha Mengetahui.
READ MORE - Alat Penggenggam Pada Makhluk Hidup

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Metabolisme Mengejutkan pada Katak Dapat Menjadi Sumber Ilham bagi Pengobatan


Metabolisme mengejutkan pada katak tanah bergaris-hijau asal Australia menjadi sumber ilham bagi pengembangan hewan ternak, serta bagi pengobatan terhadap mereka yang menderita penyusutanotot dan berat badan akibat ketidakmampuan berjalan
Di musim panas yang kering katak ini mengubur dirinya sendiri di dalam lumpur dan berada dalam keadaan tidak aktif selama berbulan-bulan di dalam kepompong mirip-lendir yang dihasilkannya.
Dr. Nick Hudson dari lembaga penelitian industri ternak CSIROmenyatakan bahwa katak Cyclorana alboguttata tersebut tidak mengalami penyusutan otot selama masa aestivasi, yakni keadaantidak-aktif atau dorman selama musim panas. Selama mengubur dirinya sendiri di dalam lumpur di musim panas ini, katak tersebut dalam keadaan tidak bergerak selama berbulan-bulan
Dr. Hudson menggambarkan tujuan dari penelitian yang diilhami oleh katak ini sebagaimana berikut:
Binatang kecil ini mampu berada dalam keadaan terkubur di dalam lumpur selama beberapa bulan, sama sekali tidak aktif, namun tidak mengalami penyusutan otot ataupun kekuatannya… Jika kita dapat mengetahuibagaimana sang katak melakukan hal ini, kita mungkin akan dapat membidik gen-gen tertentu, atau mengembangkan pengobatan baru, untuk meningkatkan berat daging selama pertumbuhan hewan ternak, atau untuk memperkecil penyusutan otot selama masa kelangkaan pangan, seperti musim kering. (1)
Dengan cara ini, pengobatan yang ditujukan untuk menghindarkan penyusutan otot yang dialami oleh para astronot, para pasien yang harus berbaring lama di atas tempat tidur atau mereka yang berusia lanjut, akan dikembangkan.
Manusia tidak mampu lama berada dalam keadaan tidak berjalan, dan penyusutan otot yang diakibatkannya menjadi kendala bagi para penderita dalam banyak hal. Dr. Hudson memaparkan keadaan ini sebagai berikut:
Seseorang yang terpaksa menjalani keadaan tidak aktif seperti itu, akan kehilangan lebih dari 90 persent kekuatan ototnya. Ini merupakan masalah kesehatan bagi penduduk dunia dan juga kendala bagi penjelajahan ruang angkasa. (2)
Dr. Hudson membandingkan ekspresi gen (pengaruh teramati dari gen-gen) pada katak bergaris-hijau dan pada hewan ternak. Tujuan para peneliti tersebut adalah untuk menentukan gen-gen yang aktif selama masa aestivasi dan untuk menemukan gen serupa pada hewan ternak untuk penelitian lebih lanjut. Diperkirakan bahwa pada katak tersebut sistem ini berhubungan dengan pembuatan antioksidan dalam jumlah berlebih yang berperan menghambat kerusakan protein otot.
Dr. Hudson mengatakan bahwa suhu tubuh sang katak secara mengejutkan tidak mengalami penurunan selama masa aestivasi:
Selama aestivasi, katak ini mampu menurunkan laju metabolismenya sebesar 90 persen dan - tidak seperti hewan-hewan yang mengalami hibernasi - katak tersebut melakukan hal ini ketika suhu masih hangat. (3)
Ia juga menambahkan bahwa perangkat genetik yang mendasari kemampuan ini mungkin dapat diketahui setelah proyek penelitian selama tiga tahun.
Barangkali tidak lama lagi di masa mendatang para astronot, para pasien yang tidak bisa beranjak dari pembaringannya, dan kaum lanjut usia akan terbebaskan dari masalah kesehatan akibat penyusutan otot berkat penelitian pada katak tersebut. Akan tetapi bagaimanakah sang katak, yang menjadi sumber harapan dan ilham bagi pengobatan gangguan kesehatan tersebut bisa memiliki sistem menakjubkan seperti itu?
Mungkinkah sang katak pada suatu hari di masa lampau memutuskan bahwa akan lebih baik jika menghabiskan masa musim kering dalam keadaan dorman, dan mulai membuat dan menghasilkan kepompong mirip-lendir yang membungkus kulitnya? Mungkinkah sang katak lalu mencoba mengubur dirinya sendiri dan menunggu di dalam lumpur? Setelah muncul kembali dari dalam lumpur dan berkembang biak, dapatkah anak keturunannya melanjutkan kebiasaan ini yang dengannya mereka memperoleh keahlian baru seiring dengan perjalanan waktu? Sudah pasti, tidak. Tidaklah mungkin bagi makhluk hidup mana pun untuk mengubah fisiologinya [cara kerja tubuhnya] mengikuti keadaan lingkungannya. Perubahan sedemikian besar tidak pernah terjadi dalam suatu peristiwa di mana suatu makhluk hidup berpindah dari lingkungan berair ke lingkungan kering, atau sebaliknya. Seekor katak yang tidak memiliki sistem yang memungkinkannya tetap bertahan hidup dalam lingkungan yang melingkupinya akan segera mati.
Sebaliknya, kemampuan sang katak ini didasarkan pada pengaturan fisiologi [cara kerja tubuhnya] yang rumit. Ini semua berlangsung melalui bekerjanya gen-gen di dalam DNA sang katak, yang berkali-kali lipat lebih rumit daripada sistem serupa yang terdapat di dalam rangkaian elektronik tercanggih rancangan manusia. Dengan menghidupkan dan mematikan aktifitasnya secara mandiri, gen-gen ini mengatur kerja-kerja teramat penting di dalam tubuh sang katak, dan mengendalikan dimulainya aestivasi, pembuatan cairan yang diperlukan bagi pembuatan kepompong, dan akhir dari masa aestivasi. Sama sekali mustahil bagi sistem jaringan ini, di mana gen-gen tertentu menghidupkan dan menghentikan aktifitas gen-gen lain, untuk muncul menjadi ada sebagai hasil sebuah proses kebetulan. Sungguh mustahil bagi satu saja dari gen-gen tersebut, yang menjadi penyebab utama penyesuaian fisiologis pada katak ini, untuk mewujud menjadi ada akibat ketidaksengajaan.
Jelaslah bahwa katak tersebut tidak memperoleh kemampuan yang dimilikinya melalui usahanya sendiri atau melalui berbagai kebetulan. Dengan kata lain katak tersebut telah diciptakan, sejak kali pertama dengan ciri-ciri ini. Tidak ada keraguan bahwa Allah Yang Mahakuasa-lah, yang berkuasa atas segala sesuatu di antara langit dan bumi, yang telah menciptakan katak. Dia mengendalikan metabolisme katak-katak dan seluruh makhluk hidup di setiap saat. Dalam sebuah ayat Al Qur'an, dinyatakan:
"Sesungguhnya aku bertawakkal kepada Allah Tuhanku dan Tuhanmu. Tidak ada suatu binatang melata pun melainkan Dia-lah yang memegang ubun-ubunnya*. " (QS. Huud, 11:56)
READ MORE - Metabolisme Mengejutkan pada Katak Dapat Menjadi Sumber Ilham bagi Pengobatan

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Mata Lalat Menjadi Sumber Ilham Bagi Sistem Pencitraan Baru di Dunia Kedokteran


Sebuah perangkat optik murah yang terilhami rancangan pada mata lalat membuka pintu bagi pengembangan peralatan-peralatanpencitraan baru di dunia kedokteran (medical imaging device).
Manfaat dari penggunaan perangkat pencitraan magnetis dalam pemeriksaan dan pengobatan di dunia kedokteran tidaklah diragukan. Para ilmuwan Israel kini tengah mengembangkan perangkat baru di bidang ini. Mereka berharap bahwa alat ini, yang masih dalam tahap pengembangan, akan memberikan lebih banyak keuntungan daripada yang ada sekarang. Keuntungan ini adalah biaya yang lebih murah daripada teknologi pencitraan yang digunakan pada perangkat-perangkat yang sudah ada. Oleh karenanya, jika rencana ini telah menjadi kenyataan, masyarakat akan mendapat kesempatan untuk diperiksa kesehatannya menggunakan alat pencitraan [scanini dengan lebih sering. Mahalnya perangkat pencitraan resonansi magnetis [Magnetic Resonance Imaging - MRI] atau pemeriksaan dini kanker dengan menggunakan sinar-X yang bisa membahayakan, dijelaskan sebagai berikut:
Agar cahaya dapat dimanfaatkan dalam pencitraan di bidang kedokteran, foton (partikel cahaya) berjumlah sedikit yang dipancarkan obyek [bagian tubuh] yang sedang dicitrakan haruslah dapat dikenaliHal ini merupakan sebuah kendala yang dimiliki alat-alat yang sudah ada. Jaringan tubuh yang menutupi obyek yang sedang dicitrakan menyebabkan terbentuknya pengotor pada gambar dengan mengaburkan cahayaDalam cara-cara yang diterapkan sekarang, permasalahan ini diatasi dengan menggunakan kamera-kamera mahal yang dilengkapi shutter [katup] khusus yang menyaring "pengotor" yang disebabkan oleh cahaya yang dihamburkan oleh jaringan tubuh tersebutHal ini memperbesar biaya.
Peneliti Joseph Rosen dan David Abookasis dari Universitas Ben-Gurion di Israel kini telah menemukan sebuah cara baruPara ilmuwan mengumpulkan sejumlah gambar dari obyek yang sedang dicitrakan dan menggabungkan gambar-gambar ini sedemikian rupa untuk menghasilkan satu gambar bagus dari obyek tersebut. Jadi, mereka mendapatkan sebuah gambar hasil rata-rata dari gambar-gambar tersebut, dan cahaya yang dihamburkan oleh jaringan tubuh, yakni "pengotor" pada gambar, dapat dihilangkanPenggabungan ini merupakan sebuah pemecahan masalah nyata terhadap permasalahan-permasalahan yang ditemukan pada peralatan-peralatan yang sudah adaAkan tetapi, rancangan yang menjadi ilham dari pemecahan masalah melalui cara penggabungan [gambar] ini bukanlah alat buatan manusiaDalam mencari pemecahan masalah ini, para ilmuwan tersebut terilhami oleh "mata majemuk" yang digunakan oleh lalat selama ratusan juta tahun. Bahkan, judul yang mereka berikan pada penelitian mereka adalah  "Seeing through biological tissues using the fly eye principle[Melihat Dengan Menembus Jaringan Hidup Berdasarkan Prinsip Mata Lalat].(1)
Mengambil rancangan pada mata lalat sebagai titik awal mereka, para ilmuwan ini mempersiapkan serangkaian mikrolensa yang terdiri dari 132 buah lensa berukuran amat kecilUntuk menguji gagasan merekapara peneliti tersebut mengambil dua potong [daging] dada ayam dan menyelipkan sepotong tulang sayap di antara keduanyaMereka lalu menyoroti salah satu sisi dari daging itu dengan laser berkekuatan cahaya lemah dan meletakkan serangkaian mikrolensa pada sisi yang lainnya. Gambar-gambar yang ditangkap mikrolensa diteruskan ke kamera digital dengan lensa biasa. Komputer lalu menghilangkan sebagian besar dari pengotor yang dihasilkan oleh cahaya yang terhamburkan, sehingga menghasilkan sebuah gambar yang lebih jelas dari tulang sayap yang tertutupi [dada ayam].
"Mikrolensa yang lebih banyak dan penyempurnaan-penyempurnaan lain seharusnya dapat meningkatkan ketajaman gambar,' kata Rosen. 'Dengan pendanaan untuk mengembangkannya lebih lanjutperangkat kami mungkin dalam waktu setahun dapat melihat tulang-tulang di dalam telapak tangan, atau akar sepotong gigi.' " (2)
Rosen menyatakan bahwa peralatan iniyang bekerja berdasarkan prinsip mata lalatbegitu menjanjikandan memunculkan kabar gembira bahwa dengan penggunaan alat ini, endoskop yang tidak nyaman atau "kamera pil" yang harus ditelan dalam pencitraan perut(abdomen scans) akan menjadi peninggalan masa lalu.
Rancangan Mata Lalat
Seekor lalat yang bergerak melintasi udara sungguh luar biasa lincah. Lalat dapat mengubah arah terbangnya dalam sekejap ketika mengetahui adanya gerakan sangat lemah yang diarahkan kepadanyaLalat dapat memilih untuk mendarat pada lantaidinding atau langit-langit sebuah ruanganKenyataan bahwa lalat memiliki sebuah perangkat penglihatan amat hebat sangatlah penting dalam hal ini.Penelitian lebih dekat pada lalat dengan segera memunculkan penjelasan tentang sebab ketangkasan [terbang] iniMata lalat memiliki rancangan yang dikenal sebagai "mata majemuk" dan yang memungkinkannya melihat melalui lensa [mata] yang berjumlah banyak dan pada sudut pandang yang lebar.

Penampakan mata lalat di bawah elektron mikroskop.
Sebuah mata majemuk lalat tersusun atas satuan optik berjumlah sangat banyak,masing-masing dengan lensa optiknya sendiridan menghasilkan sejumlah besar gambarRangkaian saraf dari setiap satuan optik mengambil hasil rata-rata dari gambar yang ada, sehingga dihasilkanlah sebuah bayangan gambar yang lebih jelas daripada latar belakang yang dipenuhi pengotor. Mata lalat dapat mengindra getaran cahaya 330 kali per detik. Ditinjau dari sisi ini, mata lalat enam kali lebih peka daripada mata manusia.(3) Pada saat yang sama, mata lalat juga dapat mengindra frekuensi-frekuensi ultraviolet pada spektrum cahaya yang tidak terlihat oleh kitaPerangkat ini memudahkan lalat untuk menghidar dari musuhnya, terutama di lingkungan gelap.
Mata majemuk lalat merupakan alat tubuh terpenting yang memainkan peran dalam sistem penglihatan, sebuah fungsi teramat penting dalam kelangsungan hidup binatang tersebut. Ketika alat tubuh ini diteliti, akan kita saksikan lensa-lensa, yang secara khusus menghamburkan cahaya, membentuk permukaan cekung yang memberikan ruang penglihatan yang luas dan memusatkan bayangan [gambar yang terbentuk] pada satu titik pusat. Sisi-sisi satuan optik [optical unit] pada permukaan tersebut berbentuk segienam (heksagonal). Berkat bentuk segienam ini, satuan-satuan optik itu satu sama lain terpasang rapat. Dengan cara ini, celah-celah kosong yang tidak diinginkan -- yang muncul jika bentuk geometris lain digunakan -- tidaklah terbentuk; dengan demikian penggunaan paling menguntungkan dari luasan yang ada telah diterapkanMeskipun berkas-berkas cahaya yang berasal dari sejumlah besar lensa diperkirakan akan menghasilkan sebuah bayangan gambar yang kacauini tidak pernah terjadi, dan lalat dapat melihat sebuah ruang penglihatan yang luas dalam satu bayangan gambar.
Terdapat rancangan unggul pada mata lalatPrinsip teknik ini, yang telah digunakan oleh manusia sejak beberapa ratus tahun lalu, telah ada pada lalat selama sekitar 390 juta tahunPengkajian yang lebih umum pada sejarah alam kehidupan menunjukkan bahwa rancangan mata majemuk (pada trilobita zaman Kambrium) berasal sejak kurang lebih 530 juta tahun yang lalu.
Lalat telah memiliki struktur mata ini sejak saat binatang ini muncul menjadi ada.
SIAPAKAH PEMILIK RANCANGAN PADA MATA LALAT?
Pertanyaan yang muncul adalah sebagai berikutpara ilmuwan meniru rancangan pada mata lalat dalam mengembangkan peralatan merekaKenyataan bahwa mata lalat digunakan sebagai sumber ilham dalam teknologi modern merupakan pertanda jelas akan rancangannya yang unggulBeragam bagian penyusun mata tersebut dapat dipahami sebagai sesuatu yang telah dirancang untuk satu tujuan tertentu. Lalu bagaimanakah lalat mendapatkan rancangan iniSiapakah yang menyusun seluruh unsur-unsur pembentuk tersebut sedemikian rupa dan membentuk mata lalat?
Seluruh penataan pada mata lalat memperlihatkan bahwa rancangan ini diberikan pada serangga tersebut oleh Dzat yang memiliki kecerdasan tanpa tanding. Tidak ada keraguan, Allah Yang Mahakuasa-lah, Penguasa seluruh alam, Yang menciptakan lalat beserta sistem penglihatan sempurna iniPenciptaan luar biasa pada lalat merupakan sebuah isyarat kekuasaan Allah yang tanpa batas.
Dalam sebuah ayat al Qur'an Allah mewahyukan:
Hai manusia, telah dibuat perumpamaan, maka dengarkanlah olehmu perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalat pun, walaupun mereka bersatu untuk menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah (pulalah) yang disembah. (QS. Al Hajj, 22:73)


READ MORE - Mata Lalat Menjadi Sumber Ilham Bagi Sistem Pencitraan Baru di Dunia Kedokteran

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS